Kamis, 01 Januari 2015

BAHAM;

0 komentar
BAHAM
PAHLAWAN ATAU pemberontak ??
Oleh Ahmad Zuhri Muhtar dan Arief Hidayatnmp
(Telah diedit untuk penyesuaian asal usul : Mohon Ijin)

Masarakat Sumbawa generasi sekarang mungkin sedikit yang tahu kalau dahulu ada seorang yang dengan sungguh-sungguh membela tanah air atau desa daratnya dari ketidak adilan khususnya terhadap sepak terjang Belanda yang suka memeras keringat, tenaga bahkan nyawa masarakat untuk kepentingan nya. Dia adalah seorang laki-laki yang dilukiskan berperawakan tinggi besar dan kekar bahkan dikenal sangat kebal dari semua jenis benda tajam bahkan ia tidak tertembus peluru. "Baham ".. ; itulah nama laki-laki asal Baturotok Kecamatan Batulanteh dibagian selatan Kabupaten Sumbawa. Namanya sangat melagenda dikalangan masarakat Orong Telu bahkan di Kabupaten Sumbawa. Namun bersamaan dengan bergantinya zaman, nama Baham seolah terlupakan.

KISAH PERJUANGAN UNDRU / DEA MAS : PERANG SAPUGARA

0 komentar
KISAH PERJUANGAN UNDRU / DEA MAS : PERANG SAPUGARA

Kalau kita bertanya pada orang- orang pada waktu itu, siapa yang mernpelopori perang Sapugara itu, siapa orangnya ? orang- orang dengan spontan menjawab Undru. Undru dikenal sebagai seorang tokoh terkemuka oleh rakyat Sapugara Taliwang, pada saat itu menjabat sebagai Demung, (Camat) pada kecamatan Taliwang yang bertempat di Sapugara, berdasarkan persetujuan Sultan Moh. Kaharuddin Sultan Sumbawa.

Menurut hikayat rakyat, Undru lahir di Taliwang pada tahun,? anak tunggalnya Dea Mangku, keturunan raja Goa keturunan Makasar dengan gelar Raja Sulabesi dan ratunya Angin Mamiri.

SEJARAH RAJA & PEMERINTAHAN DI SUMBAWA

0 komentar
SEJARAH RAJA & PEMERINTAHAN DI SUMBAWA
Oleh Ahmad Zuhri Muhtar ·

Kebaradaan Tana Samawa atau Kabupaten Sumbawa, mulai dicatat oleh sejarah sejak Zaman Dinasti Dewa Awan Kuning, tetapi tidak banyak sumber tertulis yang bisa dijadikan bahan acuan untuk mengungkapkan situasi dan kondisi pada waktu itu. Sebagaimana masyarakat di daerah lain, sebagian rakyat Sumbawa masih menganut animisme dan sebagian sudah menganut agama Hindu. Baru pada kekuasaan raja terakhir dari dinasti Awan Kuning, yaitu Dewa Maja Purwa, ditemukan catatan tentang kegiatan kerajaan, antara lain bahwa Dewa Maja Purwa telah menandatangani perjanjian dengan Kerajaan Goa di Sulawesi. Perjanjian itu baru sebatas perdagangan antara kedua kerajaan kemudian ditingkatkan lagi dengan perjanjian saling menjaga keamanan dan ketertiban. Kerajaan Goa yang pengaruhnya lebih besar saat itu menjadi pelindung kerajaan Samawa’.

Setelah Dewa Maja Purwa wafat ia digantikan oleh Mas Goa, yang masih menganut ajaran Hindu. Ia dianggap telah melanggar salah satu perjanjian damai dengan kerajaan Goa, maka resikonya ia terpaksa disingkirkan bersama pengikut pengikutnya kesebuah Hutan, kira-kira di wilayah Kecamatan Utan sekarang. Pengusiran Mas Goa dan pengikutnya ke wilayah Utan lebih arif disebut kudeta di zaman sekarang. Ia serta merta diturunkan dari tahtanya karena mangkir dari kesepakatan pendahulunya dengan Kerajaan Goa. Tidak disebutkan apa pelanggaran yang telah dilakukan Mas Goa, namun campur tangan Raja Goa di Sulawesi sangat besar.
 

Copyright Hendy Nondadua